Kerjasama Program Smart City dengan Jepang, Nurdin Abdullah Ingin Makassar Jadi Pionir
By Abdi Satria
nusakini.com-Makassar- Kerja sama infrastruktur antara Indonesia dan Jepang sudah berlangsung sejak tahun 1958. Pada Januari 2020, menjadi peringatan 62 tahun hubungan persahabatan dua negara Asia ini. Hubungan tersebut semakin meningkat saat ini. Khususnya di Sulawesi Selatan di masa kepemimpinan Gubernur Sulsel, Prof. HM Nurdin Abdullah.
Sebagai hub di Kawasan Timur Indonesia (KTI), Sulsel memiliki peranan strategis, Kota Makassar sebagai pusatnya. Makassar yang maju dan modern. Menjadi kota cerdas, terutama dari segi standar dan kualitasnya harus semakin ditingkatkan.
Smart city adalah konsep kota cerdas yang dirancang guna membantu berbagai hal kegiatan masyarakat, mengelola sumber daya yang ada dengan efisien, serta memberikan kemudahan kepada masyarakat, hingga untuk mengantisipasi kejadian yang tak terduga sebelumnya dan mengintegrasikan teknologi sebagai solusi.
Nurdin Abdullah menjelaskan pihak Pemerintah Jepang, melalui Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata (Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism/MLIT) Jepang akan mendukung dibangunnya dan hadirnya program Smart City. Mereka telah melakukan surevi di 10 negara dengan 26 kota.
"Di Indonesia itu ada lima, yang akan dibangun. Saya minta pertama itu di Makassar," kata Nurdin Abdullah saat menyambut delegasi Japan Association For Smart Cities In Asean (JASCA) yang merupakan peserta Konferensi Internasional Kota Cerdas (Smart City) yang dilaksanakan di Makassar, 27-28 Februari ini.
Pertemuan ini diharapakan menghasilkan kerjasama dengan pemerintah kota Makassar terkait program Smart City antara Jepang dan Makassar.
Pada seminar ini, Kota Makassar memaparkan berbagai persoalan yang dihadapi dalam konteks menghadirkan pelayana publik dalam konsep kota cerdas. Pihak Jepang menampikan teknologi transportasi, manajemen kebencanaan, teknologi pengelolaan air, kesehatan dan lainnya. Kota Makassar sendiri pada tahun 2017 terpilih sebagai salah satu pioner kota pintar di Indonesia.
"Kedua ini harus ada tindak lanjut cepat, ini yang hadir semuanya adalah yang berkompeten di dalam membangun smart city. Jadi saya pikir, ini sudah tidak sulit, karena semua hadir nih," sebutnya.
Nurdin memaparkan, smart city didukung dengan sistem transportasi yang baik, akses pejalan kaki yang tersedia, dan integrasi IT.
"Dan sekian kota-kota yang ada di Indonesia, mereka ketemu chemistrynya (perasaan nyambung), makanya mereka mengatakan kita mulai Makassar," ungkap Nurdin.
Untuk menuju ke sana, Nurdin menjelaskan bahwa langkah demi langkah telah dilakukan. Dengan mulai menata sistem transportasi, kajian jalur jalan, akses pejalan kaki, drainase. Termasuk meminta halte dibuat sederhana.
"Salah satu negara yang memiliki drainase yang baik itu adalah Jepang, walaupun dimana-mana beton, tetapi sistem drainasenya luar biasa, banyak yang bisa kita adopsi dari sistem pengelalaan lingkunganya," paparnya.
Salah satu smart city di Jepang, yakni Tokyo merupakan metropolitan yang telah terbukti sebagai kota yang bersih, aman, dan nyaman. Karena pemerintahan yang cerdas dengan kekuatannya berada pada pelayanan transpotasinya misalnya, subway.
Masalah kemacetan dan banjir harus diatasi agar betul-betul dapat menjadi smart city. Kota pintar adalah kota yang memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Nurdin juga meminta warga Makassar betul-betul, mendukung program pemerintah menuju kota smart.(rah)